Selasa, 18 Desember 2012

Dua sungai di Desa Banyuadem pernah dilewati banjir lahar dingin

Sungai Batang dan Sungai Gremeng adalah dua sungai yang pernah dilewati banjir lahar dingin, Sungai Gremeng terletak di sebelah barat Desa Banyuadem tepatnya melintas di Dusun Gambrengan dan Dusun Trolikan sementara Sungai Batang berada di sebelah timur Desa Banyuadem yaitu di Dusun Suruh dan Dusun Bakalan.

SUNGAI GREMENG
Disekitar tahun 1970an banjir lahar dingin di Sungai Putih pernah melimpas dan berbelok arah di Dusun Cabe Desa Srumbung, aliran limpasan terus ke arah timur tenggara dan masuk sungai Gremeng di sebelah utara Dusun Gambrengan. Material pasir dan batu-batuan sebagian berhenti di Dusun Gambrengan sebelah utara dan sisanya terus mengalir ke selatan melewati Sungai Gremeng yang berada sebelah barat Dusun Trolikan. Selain material lahar dingin, banyak pepohonan juga ikut hanyut terbawa banjir, bahkan kayu-kayu meubel milik warga Dusun Cabe juga banyak yang ikut hanyut. Banjir lahar dingin di sungai Gremeng yang merupakan limpasan dari sungai Putih berhenti di tapal batas Desa Banyuadem dan Desa Kradenan, tepatya di pertigaan Barakan yaitu pertigaan yang merupakan percabangan jalan menuju ke Pasar Srumbung dan ke Desa Kradenan. Kalau dilihat bekas-bekasnya disepanjang sungai Gremeng kontruksi tanahnya banyak terkandung batu cadas curi, seperti beton keras, campuran antara lava dan batu-batu kecil, menandakan pada proses pembentukan sungai merupakan daerah aliran lahar dingin. Bahkan di sudut dusun Trolikan terdapat batu cadas curi yang membentuk seperti gorong-gorong, aliran airnya sampai saat ini lewat di bawah batu cadas tersebut secara semurup, sehingga daerah tersebut terkenal dengan nama Banyusemurup.

SUNGAI BATANG
Alur sungai batang sebenarnya merupakan sub sungai Bebeng, namun seiring perjalanan morfologi sungai, hulu sungai Batang lambat laun mengalami sedimentasi sehingga menjadi tertutup. Namun menurut cerita orang-orang tua di Desa Banyuadem, dulunya Sungai Batang pernah teraliri banjir lahar dingin yang cukup besar, hal itu terjadi ketika aliran sungai Batang beralih ke sebelah barat Dusun Bakalan yang sebelumnya sungai batang berada di sebelah timur Dusun Bakalan. Beralihnya aliran sungaipun punya cerita tersendiri, konon ada orang sakti yang memang sengaja membelokkan sungai karena untuk melindungi lahan persawahan orang tersebut. Sampai saat ini pun orang kadang bertanya kenapa Dusun Bakalan berada di sebelah timur sungai Batang tetapi masuk ke wilayah Desa Banyuadem bukan masuk wilayah Desa Jerukagung.
Di tahun 2010 Sungai Batang kembali teraliri banjir lahar dingin, namun bukan dari sungai Bebeng melainkan limpasan dari Sungai Putih yang berada di DAM PUD2 yang terletak si sebelah utara Dusun Jengglik Desa Ngablak. Ada sebanyak 2 petak sawah di Dusun Suruh yang ikut hanyut terkena terjangan banjir lahar dingin erupsi Merapi 2010, namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Mungkin begitulah cerita banjir lahar dingin yang pernah menerjang sebagian Wilayah Desa Banyuadem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar